Melalui kepemimpinan yang inovatif dan progresif, Calon Presiden RI Anies Baswedan telah membuktikan komitmennya dalam menghadapi krisis iklim saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dalam berbagai tindakan dan kebijakan, ia telah menunjukkan bahwa solusi untuk mengatasi krisis iklim harus menjadi prioritas utama dan dilakukan dengan keberpihakan yang jelas.
Anies Baswedan menegaskan bahwa krisis iklim tidak boleh dianggap sebagai isu sekunder yang hanya dibahas tanpa tindakan nyata. Dampak terbesar dari krisis ini dirasakan oleh masyarakat miskin dan rentan, seperti warga pesisir di Demak dan pulau terdepan di Indonesia yang harus menghadapi konsekuensi ekonomi yang serius akibat tenggelamnya tempat tinggal mereka. Oleh karena itu, solusi terhadap krisis iklim harus menjadi prioritas, karena menyangkut kepentingan jutaan warga yang rentan.
Dalam konteks ini, Anies Baswedan menekankan pentingnya keberpihakan dalam mengatasi krisis iklim. Ia menyoroti kesalahan dalam memberikan subsidi untuk mobil listrik pribadi yang hanya dinikmati oleh segelintir pihak. Sebaliknya, prioritas harus diberikan pada ekspansi dan elektrifikasi transportasi massal yang memberikan dampak yang lebih luas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Selain itu, Anies Baswedan menentang pendekatan yang hanya mengambil keuntungan dari isu krisis iklim, tanpa memperhatikan keadilan sosial. Ia memperjuangkan kebijakan berbasis bukti dan pengetahuan (evidence-based policy) daripada kebijakan berdasarkan kolusi (collusion-based policy). Anies Baswedan berpandangan bahwa negara tidak dapat menyelesaikan masalah krisis iklim sendirian, tetapi perlu melibatkan masyarakat dalam proses kolaborasi untuk menciptakan banyak penyelesaian masalah (problem solver).
Dalam mengatasi krisis iklim, Anies Baswedan menggarisbawahi pentingnya pendekatan kontekstual yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setiap daerah. Misalnya, solusi terkait dengan pelestarian hutan tidak dapat diterapkan secara seragam di seluruh daerah. Masyarakat adat harus diajak untuk duduk bersama dan memiliki suara dalam pengambilan keputusan terkait hutan mereka. Diskriminasi terhadap masyarakat adat harus dihentikan, dan perlindungan terhadap mereka harus diperkuat.
Anies Baswedan juga menyoroti pentingnya kolaborasi di tingkat lokal dengan masyarakat setempat, seperti yang telah dilakukannya selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Contohnya adalah kolaborasi dengan komunitas Ciliwung Condet, di mana manusia dan alam bekerja bersama-sama dalam merawat ekosistem di sepanjang sungai Ciliwung. Kolaborasi ini bukan hanya mencakup infrastruktur fisik, tetapi juga ekosistem sosial yang memperkuat ikatan antara masyarakat dan alam.