Gala Dinner Dilengkapi Suguhan Atraksi Budaya Bukanlah Suatu Hal Baru

Denpasar -Gala dinner identik dengan pesta jamuan makan malam untuk sejumlah besar tamu undangan istimewa.

Termasuk tamu undangan dalam acara kenegaraan yang notabene merupakan delegasi maupun pemimpin negara.

Untuk itu, gala dinner umumnya menyuguhkan tema yang mewah dan glamor dengan dilengkapi suguhan atraksi budaya.

Menyibak sejarahnya, gala dinner mulanya banyak dilakukan pada acara pernikahan kerajaan.

Dilansir dari berbagai sumber, acara malam malam pada zaman kuno ini dibalut dengan gaya formal.

Para pengunjung hanya duduk di meja makan berbentuk “U” untuk makan kecil, dan sering kali mereka berasal dari tamu bangsawan.

Barulah pada acara perjamuan negara khas modern, mulai diperkenalkan oleh Raja Louis Philippe I dari Prancis, mengutip buku Feast: A History of Grand Eating.

Kala itu, ketika putra dan ahli warisnya menikah pada Mei 1830, dia mengundang 500 orang ke perjamuan di Chateau de Versailles.

Para tamu undangan mewakili beberapa jenis orang penting, bukan hanya anggota istana, dan hal ini biasanya tetap terjadi pada gala dinner saat sekarang.

Tercatat sejumlah nama seniman kenamaan Amerika turut tampil dalam rangkaian penyajian gala dinner.

Ragam pertunjukan seni yang dihadirkan ini, mulanya mencerminkan selera seni khas negara untuk diperkenalkan ke negara lain.

Misalnya, Marine Band tampil untuk resepsi Hari Tahun Baru Presiden John Adams dan Ibu Negara Abigail Adams pada tahun 1801.

Seperti halnya di acara Konferensi Tingkat Tinggi alias KTT G20 tahun ini.

Indonesia sebagai tuan rumah menjamu para tamu undangan, baik delegasi maupun pemimpin negara dengan sajian makanan khas Indonesia.

Setelah sesi makan di gala dinner berakhir, dipertontonkan aneka atraksi budaya yang menggambarkan kekayaan dan warisan budaya bangsa Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *