Dampak Perubahan Iklim, 9 Kota di Dunia Ini Terancam Tenggelam pada 2050

Beberapa kota pesisir terbesar di dunia bisa berada di bawah air pada 2050 sebagai akibat dari perubahan iklim.

Hujan ekstrem yang terjadi menjadi peristiwa tahunan di beberapa kota maupun negara.

Ancaman terjadi bukan dikarenakan akibat perubahan iklim saja melainkan dikarenakan pemanasan global dan permukaan air laut naik dengan cepat.

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), naiknya permukaan air laut tersebut berlipat ganda dari 1,4 milimeter per tahun menjadi 3,6 milimeter per tahun dari 2006 hingga 2015.

Berikut beberapa wilayah yang terancam tenggelam: 1.

Brugge, Belgia Kota Bruge, Belgia merupakan tujuan destinasi yang sangat indah, namun diprediksi akan tenggelam pada 2050 dengan menghadapi resiko kenaikan permukaan laut.

Kota ini memang berada di aliran sungai.

2.

London, Inggris Siapa menyangka London juga akan masuk dalam wilayah yang diprediksi tenggelam pada 2050.

Pemanasan global membuat London beresiko tenggelam di masa depan.

Sesuai laporan pusat iklim, jika situasi yang sama berkelanjutan, kenaikan air akan membuat sebagaian besar ibu kota terendam.

3.

Tabasco, Meksiko Tabasco, Meksiko merupakan kota dengan populasi penduduk 21 juta orang yang diprediksi akan tenggelam pada 2050 dikarenakan banjir.

Pada tahun 1900-an, kota ini tenggelam dengan kecepatan 9 sentimeter (3,5 inch) setahun.

Sejak akhir 1950-an, ketika angka itu naik menjadi 29 sentimeter (11,4 inch) setahun.

Negara ini masih dalam pengupayaan untuk memperkecil penurunan muka tanah.

4.

Kota Panama Kota Panama merupakan kota benteng militer abad ke-17 dan abad ke-18.

Kota ini sudah diprediksi menghadapi bahaya dan telah masuk dalam daftar resiko UNESCO sejak 2012 karena berbagai faktor.

Kota ini diprediksi akan tenggelam diakibatkan oleh banjir.

5.

Bangkok, Thailand Bangkok, Thailand adalah negara yang hampir ‘tenggelam’.

Lebih dari 10 persen orang di Thailand saat ini tinggal di tanah yang bisa terkena banjir pada 2050.

Ibu kota politik dan komersial itu hanya 1,5 meter di atas permukaan laut sehingga ada risiko banjir.

Sebuah survei oleh organisasi nirlaba Earth.Org yang berbasis di Hong Kong menunjukkan bahwa 94 persen penduduk Thailand akan mengungsi akibat banjir pada 2100.

6.

Ho Chi Minh City, Vietnam Ho Chi Minh, Vietnam, sebuah kota dengan lebih dari 31 juta orang, hampir seperempat dari total populasi Vietnam, diperkirakan akan menghadapi risiko banjir setidaknya setahun sekali pada 2050, menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh penelitian iklim AS Climate Central.

Menurut skenario terbaru, banjir tahunan akan melanda daerah padat penduduk di Delta Mekong dan pantai utara di sekitar ibu kota Vietnam, Hanoi.

7.

Mumbai, India Mumbai, India merupakan wilayah kota yang akan mengalami kenaikan permukaan laut diperkirakan membuat kawasan yang saat ini dihuni sekitar 36 juta orang itu rentan terkena banjir tahunan pada 2050.

Benggala Barat dan Odisha dianggap sangat berisiko, seperti halnya kota Mumbai.

Menurut Climate Central, kurangnya struktur pelindung pantai seperti tembok laut membuat ketinggian suatu lokasi menjadi faktor penentu seberapa dalam air pasang menggenangi daratan.

8.

Shangai, China Shanghai, Cina merupakan wilayah Cina daratan dengan populasi saat ini 93 juta jiwa.

Kota itu diperkirakan akan terendam air secara permanen akibat banjir pada 2050, menurut hasil penelitian yang dilakukan Climate Central.

Kota terpadat di Cina itu diperkirakan menjadi kota yang paling rentan terhadap banjir karena kurangnya sistem pertahanan pantai.

9.

Manila, Filipina Filipina diprediksi mengalami penurunan muka tanah mencapai 2 sentimeter per tahun, yang terjadi antara 2015 dan 2020.

Sejak 1993, permukaan laut Manila naik hingga 0,3 sentimeter, berdasarkan data IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change).

Banjir menjadi semakin umum di Manila.

Penurunan permukaan air Manila diperkirakan akan lebih besar lagi disebutkan bahwa bahwa penurunan muka tanah mencapai 5-9 sentimeter per tahun.

Banyak wilayah pesisir di Filipina, termasuk Teluk Manila, dikhawatirkan akan tenggelam air pada 2050.

JENIATI ARTAULI TAMPUBOLON | TIMES OF INDIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *